Memberikan Insentif Kepada Mekanik. Efektifkah...??

Menjaga motivasi dan produktivitas mekanik pada sebuah usaha bengkel mobil meruapakan satu tantangan tersendiri.

Seorang pemilik usaha bengkel mobil harus dapat mengelola bagaimana mekanik-mekanik dapat bekerja secara produktif dan dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama.

Tentu sebagai pemilik bengkel tidak menginginkan tingkat keluar masuk mekanik dibengkelnya tinggi karena hal itu dapat membuat image bengkel di mata pelanggan menjadi buruk.

Salah satu startegi yang dilakukan pemilik usaha bengkel untuk memotivasi mekaniknya adalah dengan memberikan insentif disamping gaji tetap bulanan.

Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum menerapkan skema insentif pada usaha bengkel, disinilah diperlunya kejelian pengusaha bengkel memperhitungkan skema insentif yang diberlakukan agar mekanik tetap termotivasi dan bengkel tetap dapat untung.


Seorang pemilik usaha bengkel mobil menceritakan tentang skema insentif yang diterapkan pada bengkelnya.

Apakah  pembagian keuntungan melalui skema insentif dapat efektif diterapkan pada semua usaha bengkel mobil ..?

Bagaimana menyusun rencana penerapannya..??




Hal pertama yang harus disadari adalah bahwa setiap usaha bengkel mobil mempunyai karakteristik yang berbeda satu sama lain.

Sesuatu yang mungkin berhasil diterapkan pada suatu bengkel belum tentu berhasil diterapkan pada bengkel yang lain. Banyak sekali faktor yang menyebabkan hal tersebut, salah satunya faktor orang-orang didalamnya.

Bengkel perbaikan mobil merupakan salah satu bisnis berbasis produktivitas. Pada semua bisnis yang berorientasi pada produktivitas, baik itu menjual jasa atau barang, pemberian upah secara tetap dan sama kepada setiap orang perbulannya dianggap tidak adil buat mereka yang produktif dan tidak menimbulkan motivasi karyawan untuk memberikan yang terbaik.


Mungkin ada seorang karyawan yang sangat berdedikasi pada tugas dan tanggung jawabnya. Karyawan seperti itu akan selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk kemajuan perusahaan dan berdedikasi melayani pelanggan sebaik-baiknya terlepas ia tidak mendapatkan nilai lebih dari hal yang dilakukannya tersebut.


Namun sayangnya, orang dengan dedikasi seperti itu sudah sangat jarang sekali.


UANG, buat sebagian besar orang merupakan salah satu motivator yang dapat membuatnya bekerja dengan semangat.

Skema insentif ini akan sangat efektif jika diberikan pada karyawan dengan skil bagus pada posisi yang tepat dimana hal ini dapat memotivasi mereka untuk meningkatkan produktivitasnya.


Hal lain yang perlu dipahami adalah penerapan skema insentif ini juga bertujuan agar bengkel tetap mendapatkan profit.

Bengkel mobil harus mempunyai profit yang cukup agar dapat menerapkan skema insentif.

Karena skema insentif sejatinya adalah profit sharing atau pembagian keuntungan.

Bagaimana mungkin bengkel dapat memberikan pembagian keuntungan jika tidak mempunyai profit...?

Oleh karena itu seorang pemilik usaha bengkel mobil harus kreatif untuk menciptakan profit dibengkelnya.

Pemilik usaha bengkel juga harus mengetahui secara detail tentang arus kas bengkelnya dan dapat mengukur secara akurat kontribusi setiap karyawan dibengkelnya agar dapat menerapkan skema insentif yang fair.

Apabila pengusaha bengkel sudah memiliki data secara akurat mengenai pemasukan, pengeluaran dan keuntungan bersih yang didapatkan,  maka pengusaha bengkel mobil mulai melakukan perhitungan skema insentif yang ingin diterapkan dibengkelnya dengan menentukan terlebih dahlu berapa profit yang diinginkannya.

Sebagai contoh, mungkin sesuai dengan hasil perhitungan, bengkel akan mencapai profit yang diinginkan jika mampu menjual total jasa jam kerja sebanyak 500 per bulan.
Jadi jika bengkel mampu menjual 550 jam kerja dalam sebulan maka bengkel sudah mempunyai keuntungan lebih yang dapat dibagikan kepada karyawan dalam bentuk insentif.



0 Response to "Memberikan Insentif Kepada Mekanik. Efektifkah...??"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1