Merubah Image Negatif Bisnis Bengkel Mobil

Ketika kita menanyakan persepsi orang awam atau pelanggan mengenai bengkel mobil, kira-kira apa jawaban yang paling banyak diutarakan..??

Seperti sering saya sebutkan bisnis bengkel mobil adalah bisnis jasa, bisnis jasa sangat erat hubungannya dengan kepercayaan.

Lalu bagaimana persepsi orang menyangkut soal kepercayaan tersebut ketika berhubungan dengan bengkel mobil.

Salah satu hal yang paling ditakutkan pemilik mobil ketika berhubungan dengan bengkel mobil adalah merasa bengkel mobil akan mengeruk keuntungan sebesar-besarnya dari masalah yang dihadapi mobil mereka memanfaatkan ketidaktahuan pelanggan.

Persepsi masyarakat terhadap bisnis bengkel mobil tidak terlalu bagus, jika kita tidak ingin mengatakan buruk. Ini bukan hanya untuk bengkel umum saja, termasuk juga bengkel-bengkel resmi pabrikan.

Persepsi pelanggan tersebut dapat muncul dari pengalaman pribadi mereka, berdasarkan cerita teman atau kerabatnya, dan bisa juga melalui informasi yang mereka dapat dari social media.





Dalam kehidupan ini selalu ada yang baik dan ada yang buruk, begitu pula dalam bisnis bengkel mobil. Ada bengkel yang memang berusaha bekerja dengan jujur ada juga bengkel yang tidak jarang berbuat curang atau memberikan layanan yang tidak memuaskan kepada pelanggannya.  Biasanya hal negatif inilah yang cepat menyebar dan dapat merusak persepsi orang secara keseluruhan mengenai bisnis bengkel mobil.

Lalu bagaimana usaha yang dilakukan para pemain industri bengkel mobil untuk merubah stigma buruk yang terlanjur melekat tersebut..?.

Di jaman social media saat ini banyak bertebaran group-group mekanik atau bengkel di Facebook,  juga saat ini banyak asosiasi-asosiasi profesi mekanik dan bengkel yang dibentuk. Ada beberapa pemikiran dari hasil diskusi di social media tersebut yang membahas bagaimana mengelola bisnis bengkel mobil agar lebih maju.

Banyak keinginan dari para pemilik bengkel mobil atau mekanik bagaimana agar profesi ini dapat dipandang lebih baik oleh masyarakat. Berikut beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk mengikis sedikit demi sedikit dan merubah perspektif negatif pada bisnis bengkel mobil.


1.Mengurangi Rasa Persaingan Antar Bengkel

Banyak hal yangmenjadi penyebab rendahnya rasa kepercayaan pelanggan kepada bisnis bengkel mobil, mulai dari faktor teknis kendaraan yang tidak diketahui pelanggan sampai dengan penyampaian informasi yang tidak baik dari bengkel kepada pelanggan.

Namun ada satu hal yang tidak disadari pelaku bisnis bengkel mobil yang juga dapat menurunkan rasa percaya masyarakat pada bisnis bengkel mobil, yaitu tingginya rasa persaingan pada sesama bengkel mobil.

Satu hal penting yang harus disadari oleh para pengusaha bengkel adalah jangan menganggap bengkel lain sebagai saingan yang harus dikalahkan.

Para pelaku bisnis bengkel mobil perlu belajar dari dunia kedokteran.

Jika seseorang merasa tidak puas dengan hasil diagnosa seorang dokter maka biasanya orang tersebut  akan mencoba mencari second opinion kepada dokter yang lain.

Apa yang terjadi jika hasil diagnosa dokter yang pertama berbeda dengan dokter yang kedua..?.

Dokter yang kedua  tidak akan menjelek-jelekkan hasil analisa dokter yang pertama.
Secara diplomatis dia akan menjelaskan mengapa bisa terjadi perbedaan hasil analisa.

Hal yang hampir mirip bisa terjadi juga pada bisnis bengkel mobil.

Saat pelanggan merasa tidak puas dengan hasil diagnosa sebuah bengkel maka dia akan mencoba second opinion kepada bengkel lainnya.

Disinilah biasanya letak perbedaan antara dokter dengan bengkel mobil. Dititik ini biasanya bengkel mobil yang diminta second opinion cenderung akan menjatuhkan bengkel yang pertama kali di datangi pelanggan tersebut.


Jika kita bandingkan dengan industri profesional yang lain, hal seperti itu jarang sekali terjadi. Mereka saling mendukung satu dengan yang lainnya.

Dengan bersikap seperti bengkel yang kedua akan membuat pelanggan berada pada posisi yang tidak nyaman dan justru akan menimbulkan keraguan pada kedua bengkel tersebut.

Alangkah baiknya jika bengkel lain melakukan kesalahan, kita dapat menghubunginya dan mencoba mendiskusikan kesalahan yan telah dilakukan untuk mencari solusi.

Sebagai sebuah industri jasa bisnis bengkel masih berjuang untuk membuang stigma "bengkel saya lebih murah" atau " bengkel yang lain terlalu mahal.

Jika melihat diskusi yang ada pada group-group face book pemilik bengkel atau mekanik, pemilik bengkel tampak tidak terlihat keberatan memberikan masukan pada pemilik bengkel

Sebagai sesama pelaku bisnis bengkel sudah seharusnya merubah paradigma bengkel lain bukan dianggap sebagai pesaing yang saling mematikan, namun harus saling berkolaborasi membangun bisnis mereka. Diharapkan dengan mengurangi rasa bersaing dengan antar bengkel secara perlahan dapat merubah persepsi buruk yang melekat pada industri perbengkelan otomotif.


2. Membuat Standard

 Dikalangan pelaku bisnis bengkel sendiri banyak pendapat tentang persepsi masyarakat terhadap bengkel mobil. Hal ini karena adanya perbedaan pola pikir, ada beberapa bengkel yang sangat kental jiwa bersaingnya dan menjalankan usahanya sesuai dengan caranya sendiri karena merasa itu usahanya sendiri, namun ada juga orang yang berpikir sudah seharusnya bengkel-bengkel umum mempunyai standard kerja yang sama.

Saat ini banyak asosiasi bengkel-bengkel umum yang dibentuk dengan tujuan berkolaborasi untuk menciptakan adanya standarisasi bengkel mobil, dimana hal ini diharapkan dapat merubah persepsi pelanggan.

Dengan adanya asosiasi-asoasiasi tersebut diharapkan dapat menjadi fasilitator untuk berbagi ide antar pemilik bengkel tentang bagaimana menjalankan bisnis bengkel mobil yang baik. Dengan adanya standar kerja yang profesional dan diterapkan semua anggota asosiasi maka diharapkan dapat mendongkrak image industri bengkel mobil secara keseluruhan.

Banyak pemilik bengkel setuju bahwa salah satu yang dijaga konsistensinya dalam pelayanan adalah profesionalisme. Karyawan bengkel yang berhadapan langsung dengan pelanggan merupakan cermin dari bengkel tersebut. Apabila frontliner tersebut bukan seorang "penjual" yang hebat atau orang yang dapat berkomunikasi secara baik dengan pelanggan, maka image bengkel yang negatif sulit untuk dirubah.

Bengkel harus selalu berusaha menjaga profesianalismenya saat melayani pelanggan.

Hal ini memang bukan proses yang mudah, sesuatu yang dapat dirubah dalam semalam. Tetapi sudah saatnya bengkel-bengkel umum mempunyai standard layanan yang jelas seperti halnya di berbagai industri lainnya.


3. Memanfaatkan Sosial Media.


Saat ini tidak dipungkiri pengaruh besar sosial media pada berbagai entitas bisnis, temasuk halnya bisnis bengkel. Jadilah seorang penjual jasa yang baik di bengkel Anda, dan gunakanlah sosial media sebagai corong untuk menyebarluaskannya. Penggunaan sosial media sebagai sarana promosi dan marketing dapat memperluas sasaran pelanggan bengkel, khususnya dikalangan generasi milenial. Agar dapat mempengaruhi calon pelanggan potensial dikalanga generasi muda maka kita harus berbicara dengan gaya  mereka, yaitu melalui sosial media.

Sosial media merupakan cara yang paling ampuh untuk berkomunikasi dengan calon pelanggan dari kalangan milenial. Cara sebuah usaha menampilkan dirinya dan berinteraksi di dunia maya dapat memberikan pengaruh positif usaha tersebut, termasuk usaha bengkel. Sudah saatnya pemilik bengkel memanfaatkan sosial media tersebut untuk meraih keuntungan dan merubah pandangan orang terhadap industri ini khusunya dikalangan anak muda.

Beberapa pemilik bengkel "old fashion" berkata tidak membutuhkan sosial media, mereka lebih menekankan promosi dari mulut ke mulut. Padahal sosial media merupakan salah satu jenis promosi dari mulut ke mulut yang jangkauannya lebih luas lagi.

Buatlah halaman facebook, blog atau website usaha bengkel yang menampilkan bengkel Anda. Tapi harus diingat jangan mengisinya dengan promosi-promosi yang berlebihan, isilah dengan berbagai informasi bermanfaat dimana hal ini akan meningkatkan ketertarikan dan rasa percaya dari pelanggan potensial dari kalangan milenial.



4. Mengedukasi Calon Pelanggan Potensial


Salah satu yang ditakutkan pelanggan berhubungan dengan bengkel adalah bahwa bengkel melakukan penggantian dan perbaikan yang tidak seharusnya dilakukan, baik itu karena ketidak profesionalan bengkel maupun memang niat buruk dari bengkel memanfaatkan ketidaktahuan pelanggan mengenai perbaikan mobil.

Memberikan edukasi dan pemahaman perawatan mobil kepada pelanggan merupakan sesuatu yang dapat berdampak positif pada usaha bengkel mobil. Bengkel jangan terlalu pelit berbagi tips-tips ringan tentang perawatan mobil pada pelanggan. Jangan takut jika pelanggan paham tentang mobilnya bengkel akan jadi sepi, justru hal ini akan menumbuhkan rasa percaya pelanggan pada bengkel mobil tersebut dan industri bengkel secara keseluruhan.

Rasa percaya dapat dibangun dengan meghilangkan image bahwa industri bengkel selalu berusaha pelanggannya berada dalam "kegelapan" menyangkut perawatan mobilnya, bengkel tidak berusaha melakukan perbaikan yang dapat dilakukan sendiri oleh pelanggan dengan mudah. Bentuk edukasi ini dapat dilakukan dengan membuat klinik-klinik perawatan mobil singkat atau melalui postingan di sosial media sehingga dapat membuang sisi-sisi gelap tentang bengkel mobil.Hal ini akan membuat pelanggan lebih nyaman berhubungan dengan bengkel dan akan menumbuhkan rasa percaya pelanggan pada bengkel.




0 Response to "Merubah Image Negatif Bisnis Bengkel Mobil"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1